Selasa, 19 Mei 2020

Proses Menerbitkan Buku Ajar


Proses Menerbitkan Buku Ajar

Alhamdulillah siang yang cerah pembaca,

Pertemuan kali ini sepertinya menarik kita kan menyimak dari Narasumber yaitu Joko Irawan Mumpuni

            Langsung saja hal pertama tentang tulis-menulis. Bisa djadikan refleksi untuk kita dan melihat saat ini berada pada posisi mana. Tahapannya posisinya berikut ini:
1.     I won’t do it
2.     I can’t do it
3.     I want to do it
4.     How I do it
5.     I’ll try to do it
6.     I can do it
7.     I will do it
8.     Yes, I did it (posisi puncak).
Kita jangan hanya pada posisi paling awal. Usahakan sampai pada level paling atas.




Proses penerbitan dimulai dari penulis punya naskah sampai buku yang ada di pasaran di tangan pembaca. Proses penerbitan dimulai gambar besar. Ada 4 pelaku yaitu penulis, penerbit, penyalur dan pembaca.

Naskah sudah jadi dan kirim ke penerbit, penerbit menilai untuk diputuskan (terbit/tidak). Jika diterima, penerbit memberi tahu naskah akan diterbitkan, penerbit memberikan surat pemberitahuan sekaligus  meminta soft copy dan penulis diminta menandatangani surat perjanjian. Pada tahap ini penerbit keudian menunggu naskah dari penulis.




Setelah softcopy diserahkann, diedit (dari segi bahasa dll.), disetting, sekaligus ada tim lain membuat cover buku sesuai target marketnya. Berikutnya dicetak satu seperti yang persis akan terbit (namanya naskah prof/damy) untuk dikoreksi penulis (boleh dicoret atau diberi catatan oleh penulis).
Dari dasar coretan penulis, penerbit lakukan koreksi di komputer, kemudian dibuatkan film. Tempelkan di plat cetak, masukkan ke alat cetak besar untuk dicetak lembar demi lembar. Satu kateren 16/8/30 halaman. Setelah cetak kateren masuk mesin lipat, potong, lalu dibanding.
Beberapa hal yang bisa didapat penulis jika berhasil:.
1.     Kepuasan
2.     Reputasi (mulai terkenal)
3.     Karir (meningkat)
4.     Royalty (mendapatkan uang. Semakin besar semakin mengindikasikan berhasil).


Kita jangan hanya puas berhasil menerbitkan buku kemudian dipajang di toko buku. Jika hanya sampai berhasil dipajang, yang rugi penerbit. Harapan terbesar penerbit adalah penulis mendaatkan untung sebesar-besarnya. Tentu ini sejalan dengan harapan penulis.
Indikator buku akan sukses atau tidak di awal sudah kelihatan. Sistem penilaian di penerbitan adalah sebagai berikut:

1.     Editorial (10%)
2.  Peluang potensi pasar (50%)
3.  Keilmuan (30%)
4.  Reputasi penulis (10%)    



Ciri-ciri buku yang peluangnya besar bisa dicermati dari tema dan penulisnya. Tema populer bisa dicek dari googe trend. Sebelum menulis buku lihat google trend. Adakah peluannya? Yang paling enak menulis buku pelajaran. Selama kurikulum belum berganti kemungkinan buku masih laku.

Reputasi penulis (untuk dosen) bisa dicek dari google shoolar atau google cendekia. Atau dari sitasi. Penulis disitasi 2.000 kali berpeluang besar untuk menjadi penulis yang bukunya laku di pasaran.
Reputasi penulis guru bagaimana? Bisa dilihat dari pernah menulis buku apa, mengajar apa, komunitasnya bagaiman, blognya bagaimana? Admin grup  yang anggotanya ratusan ribu merupakan peluang bagus.
Proses penerbitan tak bisa lepas dari jumlah cetak (oplah). Semakin besar semakin bagus. Ini tergantung kwadran kategori naskah.
1.     Market Sempit, Lifecycle Panjang. Misalnya ilmu murni. Ini bisa diceta menengah. Ta mungkin menimblkan kerugian
2.     Market Lebar, Lifecycle Panjang. Ini paling disukai. Misalnya ensiklopedi komputer, kamus.
3.     Market Lebar sekali, Lifecycle Pendek. Misalnya komputer, informatika.
Market Sempit, 
Lifecycle Pendek. Misalnya berita mingguan, harian. Usahakan jangan menulis pada kwadran tersebut.





Konsistensi gaya selingkung. Penerbit tak pernah menolak gaya selingkung tertentu. Yang penting dalam satu naskah konsisten. Misalnya, dari awal pakai APA, ALA, MLA, CMS sampai akhir pakai gaya selingkung yang sama. Yang terpenting adalah konsisten dari awal hingga akhir.

Lengkap sekali ya dalam proses penyampainnya.Materi luar biasa untuk hari ini. Menambah semangat ya untuk menulis,

Wassalam,






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mute Le: Puisi: Sedikit Pemikiran Waktu Pergantian

Mute Le: Puisi: Sedikit Pemikiran Waktu Pergantian : Logika Sesaat Terlihat di hadapan Begitu menjemukan Apa yang terlintas di luar sana ...