Proses Menerbitkan Buku
Ajar
Alhamdulillah siang yang
cerah pembaca,
Pertemuan kali ini
sepertinya menarik kita kan menyimak dari Narasumber yaitu Joko Irawan Mumpuni
Langsung
saja hal pertama tentang tulis-menulis. Bisa djadikan refleksi untuk kita dan
melihat saat ini berada pada posisi mana. Tahapannya posisinya berikut ini:
1. I won’t do it
2. I can’t do it
3. I want to do it
4. How I do it
5. I’ll try to do it
6. I can do it
7. I will do it
8. Yes, I did it (posisi puncak).
Kita jangan hanya pada
posisi paling awal. Usahakan sampai pada level paling atas.
Proses penerbitan dimulai
dari penulis punya naskah sampai buku yang ada di pasaran di tangan pembaca.
Proses penerbitan dimulai gambar besar. Ada 4 pelaku yaitu penulis, penerbit,
penyalur dan pembaca.
Naskah
sudah jadi dan kirim ke penerbit, penerbit menilai untuk diputuskan
(terbit/tidak). Jika diterima, penerbit memberi tahu naskah akan diterbitkan,
penerbit memberikan surat pemberitahuan sekaligus meminta soft copy dan
penulis diminta menandatangani surat perjanjian. Pada tahap ini penerbit
keudian menunggu naskah dari penulis.
Setelah
softcopy diserahkann, diedit (dari segi bahasa dll.), disetting, sekaligus ada
tim lain membuat cover buku sesuai target marketnya. Berikutnya dicetak satu
seperti yang persis akan terbit (namanya naskah prof/damy) untuk dikoreksi
penulis (boleh dicoret atau diberi catatan oleh penulis).
Dari
dasar coretan penulis, penerbit lakukan koreksi di komputer, kemudian dibuatkan
film. Tempelkan di plat cetak, masukkan ke alat cetak besar untuk dicetak
lembar demi lembar. Satu kateren 16/8/30 halaman. Setelah cetak kateren masuk
mesin lipat, potong, lalu dibanding.
Beberapa hal yang bisa
didapat penulis jika berhasil:.
1. Kepuasan
2. Reputasi (mulai terkenal)
3. Karir (meningkat)
4. Royalty (mendapatkan
uang. Semakin besar semakin mengindikasikan berhasil).
Kita
jangan hanya puas berhasil menerbitkan buku kemudian dipajang di toko buku.
Jika hanya sampai berhasil dipajang, yang rugi penerbit. Harapan terbesar
penerbit adalah penulis mendaatkan untung sebesar-besarnya. Tentu ini sejalan
dengan harapan penulis.
Indikator buku akan
sukses atau tidak di awal sudah kelihatan. Sistem penilaian di penerbitan
adalah sebagai berikut:
1. Editorial (10%)
2.
Peluang potensi pasar (50%)
3.
Keilmuan (30%)
4.
Reputasi penulis (10%)
Ciri-ciri
buku yang peluangnya besar bisa dicermati dari tema dan penulisnya. Tema
populer bisa dicek dari googe trend. Sebelum menulis buku lihat google trend.
Adakah peluannya? Yang paling enak menulis buku pelajaran. Selama kurikulum
belum berganti kemungkinan buku masih laku.
Reputasi
penulis (untuk dosen) bisa dicek dari google shoolar atau google cendekia. Atau
dari sitasi. Penulis disitasi 2.000 kali berpeluang besar untuk menjadi penulis
yang bukunya laku di pasaran.
Reputasi
penulis guru bagaimana? Bisa dilihat dari pernah menulis buku apa, mengajar
apa, komunitasnya bagaiman, blognya bagaimana? Admin grup yang anggotanya
ratusan ribu merupakan peluang bagus.
Proses penerbitan tak
bisa lepas dari jumlah cetak (oplah). Semakin besar semakin bagus. Ini
tergantung kwadran kategori naskah.
1. Market Sempit, Lifecycle Panjang.
Misalnya ilmu murni. Ini bisa diceta menengah. Ta mungkin menimblkan kerugian
2. Market Lebar, Lifecycle Panjang.
Ini paling disukai. Misalnya ensiklopedi komputer, kamus.
3. Market Lebar
sekali, Lifecycle Pendek. Misalnya komputer, informatika.
Market Sempit,
Lifecycle Pendek.
Misalnya berita mingguan, harian. Usahakan jangan menulis pada kwadran
tersebut.
Konsistensi
gaya selingkung. Penerbit tak pernah menolak gaya selingkung tertentu. Yang
penting dalam satu naskah konsisten. Misalnya, dari awal pakai APA, ALA, MLA,
CMS sampai akhir pakai gaya selingkung yang sama. Yang terpenting adalah
konsisten dari awal hingga akhir.
Lengkap
sekali ya dalam proses penyampainnya.Materi luar biasa untuk hari ini. Menambah
semangat ya untuk menulis,
Wassalam,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar