Motivasi Menulis dan Berprestasi
Selamat malam semuanya,
Hari ini hadir yang beda dari biasanya, kenapa begitu?Karena
beliau seorang wanita hehe.Bukan hanya wanita biasa- biasa ya tentunya. Yap,
kita kenalan dulu dengan beliau. Ibu Farrah Dina. Beliau adalah Founder Tangga
Edu. Berkecimpung dengan buku anak menjadikan media dibalik suksesnya
menerbitkan sejumlah buku.
DATA PRIBADI NARSUM
Lahir : Jakarta, 17 Maret 1980
Alamat : Pondok Cibubur Blok. F4 no. 13
Cimanggis, Depok
No. Hp : 08129177333
PENDIDIKAN
Tokyo Gakugei University, Tokyo, Jepang
Teacher Training Program Jurusan Curriculum
Theory (2014)
State University of New York, College at Buffalo
Master of Science in Multidisciplinary Studies (2007)
Institut Pertanian Bogor
Sarjana Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPK: 3,67
(2003)
PRESTASI
Ø Penerima beasiswa dari Kementrian Pendidikan Jepang
(Monbukagakusho) untuk program Teacher Training (2014)
Ø Perwakilan Indonesia dalam program Global Women in Management di
Washington DC, USA (2009)
Ø Lulusan Terbaik Fakultas Pertanian, IPB (2003)
Ø Mahasiswa Terbaik Nasional Tingkat II (2002)
Ø Mahasiswa Terbaik IPB (2002)
Menulis dan menerbitkan buku adalah dua hal
yang berbeda. Yang paling penting bagi seorang penulis adalah menulis.
Penerbitan adalah sebuah akibat. Adapun yang terpenting bagi penulis adalah
pembaca. Penulis tak ada artinya tanpa pembaca. Penulis harus bisa mengasah
intan menjadi berlian.
Langkah 4 R dalam menulis menurut
Farrah Dina yaitu:
1. Renjana
Renjana adalah sesuatu yang amat menarik; jika melalukan mudah
dan menyenangkan; passion. Jika menulis sesuai passion akan mengalir. Jika ada
penulis yang teksnya tak pernah selesai berarti ada yang salah. Kemungkinan
yang ditulis tak sesuai renjana.
2. Rutin
Ini merupakan kunci. Bukan hanya rutin menulis, melainkan juga
membaca. Kosakata membaca itu sama dengan kosakata menulis. Jadi, seorang
penulis harus mengasah kemampuan dengan membaca. Dalam menulis perlu menyiapkan
waktu khusus.
3. Review
Proses terpanjang dalam menulis adalah review. Review ini amat
penting. Lakukan review, review, review.
4. Ruang bagi pembaca
Penulis tak ada artinya tanpa hadirnya pembaca. Itu sebabnya
perlu disiapkan ruang untuk pembaca. Bisa melalui meminta feedback atau yang
lainnya.
Beberapa pertanyaan
dari peserta belajar menulis online yaitu:
Dalam menulis harus melalui tahapan 4R
itu agar buku yang diterbitkan berkualitas?
Tidak selalu. 4R merupakan pengalaman penulis-penulis hebat yang
bisa dicontoh. Yang perlu diingatkan dalam menulis jangan dipusingkan masalah
editing. Nanti ada saatnya editing. Yang perlu dilakukan adalah review
berulang.
Bagaimana teknis mengubah tulisan best
practice menjadi tulisan populer?
Baca contoh buku-buku populer yang berdasarkan pendekatan
ilmiah. Dari buku-buku ini dibahas "Permasalahan" lalu
"jawabannya" dengan sedikit-sedikit memasukkan
teori pendukung. Jadi yang dibahas bukan teroinya, ada unsur emosi
kuat yang dibangun sehingga ada konektivitas dengan pembaca. Menampilkan
"voice" pada buku populer atau membangun emosi, misalnya dengan
memasukkan isi wawancara, atau data-data non formal yg lebih hidup.
Bingung menentukan passion?
Cara paling ampuh adalah dengan terus menulis, nanti akan
kelihatan kecenderungan kita. Nanti akan terlihat apa yang menjadi renjana
kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kumpulkan, apa sih yang menarik
untuk kita yang mendorong kita untuk mengungkapkannya, nah itulah renjana kita.
Cara lain paling mudah mengetahuinya adalah dengan melihat mana tulisan yang
paling cepat diselesaikan dan kita merasa mudah.
Menulis buku anak-anak bolehkan menulis berdasarkan apa yang
kita lihat, kemudian kita tambahkan dengan khayalan dan imajinasi?
Justru imajinasi itu kekuatan dari buku anak. Seperti binatang
berbicara, anak pergi ke ruang angkasa, berteman dengan robot, itu adalah
imajinasi. Yang tidak boleh adalah takhayul dan imajinasi yang mengandung
kekerasan.
Apa yang dilakukan sehingga
dapat menemukan passion “menulis buku anak”?
Menemukan renjana berawal dari pendidikan di Amerika &
Jepang yang di mana mereka sangat serius memikirkan buku anak. Sebenarnya juga
berawal dari kebutuhan, saat di Jepang anak masih TK dan akan kembali ke
Indonesia masuk SD. Jadi harus mengajarkan membaca. Minta dikirimkan buku-uku
dari Indonesia saya tidak puas. Lalu menulis buku sendiri dan ternyata itu
menyenangkan dan merasa bisa memberi solusi pada permaslaahan yang ada.
Apa yang melatarbelakangi Ibu
mendirikan Tangga Edu dan juga bisa menjadi penulis?
Yang menjadi motivasi adalah bagaimana memberi manfaat sebesar
mungkin untuk negeri Indonesia tercinta ini.
Bagaimana memanage 4 R ini agar
menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi dalam menulis?
LAKUKAN, itu kunci utamanya. Dengan melakukan maka akan
menemukan polanya tersendiri. Yang perlu diingat adalah di awal, tulis dulu apa
yang mudah untuk kita, tapi perlu dipaksakan juga agar menjadi rutinitas.
Dengan begitu kita akan sangat terbiasa. Saat ingin dipublish ke orang lain,
maka perlu dilakukan review berulang-ulang. Jangan lakukan review saat menulis
di awal, karena nanti tidak akan jadi karya karena kita berkutat dengan banyak
hal.
Apakah seorang penulis harus fokus pada
satu passion atau genre tulisan agar tulisannya betul2 baik dan memang ada
tidak pengaruh taste/rasa tulisan seseorang yang suka mengerjakan dua tulisan
(fiksi dan non fiksi) secara bersamaan?
Sebagai awal, tulis dulu sesuatu yang mudah bagi kita, yang sesuai
dengan renjana kita, yang kita senang saat menuliskannya. Ini gunanya untuk
memberi reward terhadap diri sendiri. Dengan jadinya naskah yang kita sukai,
itu akan menjadi bahan bakar bagi kita untuk terus menulis. Jika di awal kita
sudah tidak cukup motivasinya, maka akan terhmbat, Tulislah sesuatu yang
betul-betul isi kepala atau hati kita yang ingin disampaikan ke orang lain.
Selanjutnya, kita menyesuaikan diri dan bisa menulis dengan genre apapun, tentu
dengan latihan dan pembiasaan serta sesuaikan dengan kebutuhan pembaca.
Salah satu dari 4 R adalah Renjana.
Mengapa diletakkan di poin paling atas?
Renjana adalah passion, ketertarikan kita pada satu hal yang
kita akan mengerahkan energi kita untuk itu dengan senang hati. Menulis sesuatu
yang sesuai dengan renjana kita, itu akan menjadi kekuatan di awal. Manusia
memerlukan reward langsung. Saat kita menulis sesuatu yang sesuai dengan minat
kita, maka kita akan menikmatinya & hasilnya pun akan cepat jadi. Hasil
tulisan yang jadi ini menjadi reward sendiri untuk kita sehingga kita akan
terus termotivasi untuk menulis. Setelah itu, barulah berkreasi dengan berbagai
genre agar kita menguasai menulis berbagai hal.
Bagaimana caranya agar dapat menerima
tanggapan pembaca yang negatif pada tahap ruang bagi pembaca?
Menerima tanggapan negatif memang tidak mudah. Jangan sampai
juga itu medemotivasi kita dan menghilangkan jati diri kita. Saat kita
mendengar tanggapan pembaca, yang perlu kita tahu sebenarnya adalah penangkapan
pembaca terhadap hasil tulisan kita. Apakah sama seperti apa yang ingin kita
sampaikan? Jika berbeda, apa yang berbeda (tentu perlu ada ruang imajinasi yang
berbeda antara pembaca dan penulis). Kemudian "keseluruhan" atau
"detail" apa yang tidak disuka. Kalau tidak suka karena selera yang
berbeda, maka bisa jadi pelajaran bahwa org dgn persona seperti dia bukanlah
target pembaca kita.
Kalau saya merasa renjana
(passion) saya membuat buku pelajaran fisika apakah berarti
sebaiknya saya menulis buku pelajaran fisika saja?
Untuk tahap pertama maka sebaiknya ibu pilih buku fisika. Ini
untuk menciptakan reward bagi diri kita di awal agar kita terus termotivasi
untuk menulis. Namun setelah itu lebarkanlah sayap. Coba buat artikel lain yang
tetap mengaitkan dengan fisika (ilmiah menjadi populer) dan berkreasilah dengan
genre-genre lain.
Bagaimana cara mudah menulis buku
sebagai pemula seperti saya karena beberapa kali saya coba selalu gagal?
Mulai Saja Dulu. Ini yang paling penting. Jika memang tertarik
dengan penelitian, coba ambil salah satu sudut dari penelitiannya untuk
dijadikan artikel (bukan keseluruhan penelitian). Ambil sisi yang dapat
dibangun konektivitasnya pada pembaca secara umum.
Sebelum menentukan R(uang) pembaca
apakah kita perlu meneliti atau survey untuk calon pembaca buku kita. Lalu,
bagaimana sebaiknya jika kita berharap pembacanya tidak terlalu spesifik?
Pada tahap awal kita menulis maka sebaiknya kita menulis untuk
tujuan diri kita. Apa yang ingin kita sampaikan. Agar keluar jati diri kita
sambil kita melihat yang cocok dengan tulisan kita itu pembaca yang bagaimana.
Baru kemudian kita berkembang, mulai menulis berdasrkan "pesanan"
artinya kita tentukan dulu sasaran pembacanya.
Menulis buku anak
itu tentu untuk membangkitkan minat maka perlu gambar. Apakah ibu menggambar
sendiri atau menggunakan jasa? Atau adakah cara lain mendapatkan gambar?
Saya membuat buku anak dengan desai berjenjang di awal. Mulai dr
pembaca pemula yang hrs penuh dengan gambar. Untuk ini tentu saya bekerja sama
dengan ilustrator. Byk komunitas ilustrator saat ini, termasuk di medsos.
Kiat untuk menulis di antaranya
menulis setiap hari, apa saja yang terlintas akan saya tulis. Jenis tulisan sya
masih bersifat bebas dengan kata-kata yang mengalir begitu saja di dalam otak
saya tulis.
Selamat, dengan ibu sudah rutin menulis maka ibu sudah MEMULAI.
Nanti dari kumpulan tulisan itu, pilih beberapa yang ingin direview dengan
serius hingga menjadi tulisan yang siap publikasi.
Nah, dari materi kali ini.Sudah dapatkah passion kita belum ya. Semoga menulis merupakan aslah satunya.
Sekian ilmu yang bisa keta terapkan dari pemateri. Mulailah dari hal yang kau
sukai.
I Love it!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar