STORYTELLING
Untuk
hari ini karena sinyal tidak mendukung untuk ikut gabung di Webinar Live Zoom
yang narasumbernya dr Vito Damay dan dr. Sonia Wibisono hiks. Maka dengan hati
sedih saya hanya menyimak tulisan word to word di grup WA Belajar Menulis
Online.akhirnya Pak Jay setelah selain meeting online Webinar memberikan materi
StoryTelling. Wow, ini dia materi yang saya suka Alhamdulillah, karena memang
dari dulu suka kali ya. Ini dia materi storytelling.
Pasti
banyak di antara kita yang waktu kecil didongengin orang tua. Penuturan seorang
ibu berusia 70 tahun, waktu kecil beliau sering didongengin.
Hebatnya ibu ini masih inget cerita si Kancil yang dibacakan orangtuanya waktu
dia berusia 5 tahun. Berarti beliau bisa mengingat dongeng yang dia dengar 65
tahun yang lalu. Ini luar biasa kan? Dan ternyata ini tidak hanya terjadi pada
ibu itu tapi dialami oleh banyak sekali orang di dunia.
Hal
inilah yang membuat pakar-pakar marketing berpikir. “Kalo iya sebuah cerita
mampu menanamkan pesan sedemikian dahsyat, kenapa cara mendongeng tidak
dijadikan saja sekalian sebagai strategi marketing?” Setelah ditela’ah lebih
dalam, ternyata cara menyampaikan pesan melalui cerita memang adalah cara yang
terbaik. Kenapa? Karena, ternyata, bercerita adalah juga cara Tuhan dalam
menyampaikan pesan pada umatnya. Dan ini bisa kita lihat dan buktikan dalam
semua kitab suci agama apapun.
CIRI-CIRI SEBUAH
STORYTELLING!
1. Kekuatannya ada pada
cerita. Brand sering muncul belakangan
2. Kalaupun brand muncul di
depan kehadirannya menjadi bagian dari cerita itu
3. sehingga tetap tidak
terlalu terasa bahwa itu adalah iklan
4. Brand terlihat muncul
seperti btw tapi sebenernya kehadirannya kuat
5. Brand diperlakukan secara
netral dan tidak sebagai hero
6. Nuansa iklannya hampir
gak terasa
7. SURPRISENYA TINGGI
sehingga orang mau nge-share.
Sebelum kita membahas
lebih jauh tentang storytelling, ada baiknya kita memetakan dan mempelajari macam-macam
cara orang berjualan yang sering dilakukan orang:
1. ROUGH SELLING
Cara
berjualan dengan cara kasar dan menyakiti hati konsumennya. Misalnya produk
MLM. Mereka mengundang orang untuk datang ke suatu tempat cuma ngasih tahu
bahwa ada prospek bisnis. Pas kita datang ke rumahnya, ternyata mereka jualan.
Begitu juga yang terjadi pada orang yang jualan asuransi. Seringkali sales
girl-nya berjualan dengan cara yang memaksa sehingga kita jadi kesel dan
marah. Cara berjualan seperti ini biasanya membuat orang jadi tidak bersimpati
pada brand kita.
2. HARD SELLING
Hard
selling adalah cara berjualan dengan cara berteriak-teriak seperti tukang obat.
Yang diteriakkan biasanya semua tentang kehebatan dan semua benefit yang ada di
brandnya.
Cara berjualan seperti
ini biasanya sulit untuk dipercaya karena janjinya too good to be true.
Kalo di social media, ini
contoh hard selling...
3. SOFT SELLING
Cara
berjualan secara halus dengan tone and manner yang elegan. Meskipun caranya
halus, orang tentu saja tau bahwa itu iklan. Cara berjualan seperti ini mungkin
menyenangkan calon konsumen tapi karena tahu bahwa itu iklan, mereka sering
enggan untuk nge-share. Coba lihat iklan ini. Gak ada satupun kata-katanya yang
jualan. Kata-katanya justru berisi puisi dari seorang anak untuk bapaknya di
Father's day...
Gak gitu kebaca ya?
Because I’ve known you
all my life
Because a red Rudge
bicycle once made me the happiest boy on the street
Because you let me play
cricket on the lawn
Because you used to dance
in the kitchen with a tea-towel round your waist
Because your cheque book
was always busy on my behalf
Because our house was
always full of book and laughter
Because of countless
Saturday morning you gave up to watch a small boy play rugby
Because you never
expected too much of me or let me get away with too little
Because of all nights you
sat working at your desk while I lay sleeping in my bed
Because you never
embarrassed me by talking about the birds and the bees
Because I know there’s a
faded newspaper clipping in your wallet about my scholarship
Because you always made
me polish the heels of my shoes as brightly as the toes
Because you’ve remembered
my birthday 38 times out of 38
Because you still hug me
when we met
Because you still buy my
mother flowers
Because you’ve more than
your fair share of grey hairs and I know who helped put them there
Because you’re marvelous
grandfather
Because you made my wife
feel one of the family
Because you wanted to go
to McDonalds the last time I bought you lunch
Because you’ve always
been there when I need you
Because you let me make
my own mistakes and never said “I told you”
Because you still pretend
you only need glasses for reading
Because I don’t say thank
you as often as I should
Because it’s father’s
day.
Because if you don’t
deserve Chivas Regal, who does?
4. COVERT SELLING
Covert
Selling adalah cara beriklan dengan cara menyembunyikan brandnya. Orang tidak
tau dan tidak merasa bahwa itu iklan. Cara berjualan seperti ini biasanya tidak
disukai oleh Team Marketing. Kenapa demikian? Karena mereka merasa apa
gunanya bayar mahal-mahal kalo brandnya disembunyikan? Mereka gak tau bahwa
covert selling adalah cara yang paling ampuh untuk mendapatkan share. Orang
merasa gak keberatan nge-share karea merasa itu bukan iklan. Contoh covert
selling
STORYTELLING ADA DI MANA
DONG?
Storytelling ada di
irisan antara soft selling dan covert selling. Diharapkan sebuah storytelling,
komunikasinya bisa halus dan elegan seperti soft selling tapi juga sekaligus
mampu mendapatkan share sebanyak mungkin seperti covert selling.
CONTOH STORYTELLING DALAM
TEKS
PUYUNGHAY SIALAN
Habis
benerin NOTE-5 di North bridge PIM saya mampir ke bakmi GM kangen sama
Puyunghay yg menurut saya memang nomer satu di dunia. Saya order sepiring nasi
goreng dan seporsi Puyunghay. Sambil menunggu puyunghay tiba saya foto-foto
nasi goreng sepuasnya. Takut keburu dingin saya makan nasi goreng dikit-dikit
sambil nunggu puyunghay.
Sialnya
sampai nasi goreng habis Puyunghay sialan itu belum juga tiba. Lalu saya pakai
jurus pamungkas yang selalu berhasil. Saya panggil waiter lalu saya bilang
"Order Puyunghay saya batalkan, saya minta uang kembali."
Lalu
saya dengar ribut-ribut dari arah dapur dan sekejap kemudian Puyunghay sialan
itu terhidang.
"Bungkus"
kata saya setengah membentak. Dua menit kemudian saya keluar dari resto bakmi
GM menenteng bungkusan Puyunghay sialan itu. Kalau puyunghai ini rasanya
sedang-sedang saja barangkali saya sudah kapok balik dan bakmi GM saya masukkan
Brend Hell.
Sayangnya puyunghai bakmi
GM memang enak tenan. Sialaaan!
Oleh: Subiakto
Priosoedarsono
STORYTELLING DALAM BENTUK
IMAGE
Hanya mengandalkan gambar yang bercerita. Gak satu huruf pun
di sana kecuali kata-kata dalam sachet.
MEMASARKAN PRODUK ATAU
BRAND DI SOCIAL MEDIA.
BRAND
adalah apa yang orang CERITAKAN tentang kita. Jadi, apapun bisnis kalian,
konsumen harus mempunyai pengalaman unik untuk di-CERITA-kan pada komunitasnya.
Nah, persoalannya adalah bagaimana kalau ternyata produk kita tergolong
generik? Setelah dipikir-pikir ternyata brand kita tidak ada bedanya dengan
brand kompetitor. Repot juga, kan?
Kalau
itu yang terjadi maka KITA PERLU MENCIPTAKAN SESUATU sehingga konsumen tetap
mempunyai pengalaman yang menarik UNTUK DICERITAKAN. Caranya bagaimana?
Saya
punya temen namanya Iwan SJP. Dia pergi ke Starbucks mengajak seorang temennya
bernama Abigail. Seperti kita ketahui, setiap kali kita memesan kopi,
baristanya akan menanyakan nama pembeli lalu mereka tuliskan di atas cup kopi
kita. Nah, masalahnya, Barista tersebut salah menuliskan spellingnya. Iwan
kecewa berat, 'Perusahaan multinasional kok bisa salah menuliskan ejaan?'
Karena
kesal Iwan SJP memotret cup bertuliskan nama yg salah tersebut dan
mempostingnya di FB. Ini postingan Iwan.
Kenapa kok bisa begitu,
ya? Nah, ini yang kocak! Iwan tidak mengetahui bahwa Barista tersebut ternyata
menulis dengan ejaan yang salah secara sengaja. Starbucks sedang memberi konsumennya
bahan untuk diceritakan. Tanpa disadari orang yang terjebak itu telah menjadi
brand ambassador gratisan.
VIDEO
Satu
hal yang perlu dicatat bahwa di era digital, orang tidak takut melakukan hal
yang cenderung negatif dalam berkomunikasi. Buat mereka mendapat liputan itu
jauh lebih penting dari nama baik. Dan strategi itu udah sangat biasa dilakukan
oleh orang di seluruh dunia baik itu artis atau politisi. Kalo kalian
perhatikan di video tadi, Sang Barista tanpa merasa bersalah mengatakan, "I
am fucking with you."
Sebuah
ungkapan yang sangat tabu dalam dunia periklanan dan branding sebelum jaman
digital. Digital telah memporaporandakan tata nilai, norma sampai bahasa.
Seorang temen pernah berkata, “Gak usah heran, Om Bud, Starbucks mah duitnya
banyak. Jadi mereka bisa dengan mudah membayar orang pinter untuk membuat
strategi marketing seperti itu. Orang Indonesia mah jangan diharepin. Boro-boro
membuat strategi seperti itu, kepikiran aja kagak.”
Omongan
temen saya ini salah besar. Banyak sekali saya temukan orang-orang lokal yang
membuat strategi jenius dan gak kalah sama strategi Starbucks di atas. Dan
hebatnya mereka adalah pebisnis-pebisnis skala kecil dan menengah.
SOTO GEBRAK
Apakah
kalian pernah mendengar Soto Gebrak? Boleh percaya boleh tidak, soto gebrak
buat saya rasanya biasa aja. Soto Ambengan Pak Sadi di Jalan wolter Monginsidi
rasanya jauh lebih enak. Soto Kudus di Jalan Wijaya 1 lebih gurih, Soto Mie di
Jalan Pinangsia lebih mantap dan Soto Betawi Pondok Pinang lezat bukan main
walaupun harganya terhitung mahal. Tapi toh saya tetap menceritakan pengalaman
saya makan di Soto Gebrak.
Kenapa?
Ketika kita memesan soto, maka kokinya akan membanting botol kecap ke atas kayu
yang dilapis seng. Setiap kali botol digebrakkan ke meja maka akan terdengar
suara yang sangat memekakkan telinga. Hahahahaha kocak ya?
Setiap
kali temen saya ngajak makan siang, saya sering banget ngajak mereka makan di
sana, terutama yang belom pernah ke tempat itu. Kenapa saya ngajak mereka ke
sana padahal makanannya gak begitu enak? Karena saya pengen dia kaget seperti
saya pertama kali. Karena saya punya sesuatu untuk diceritakan. Jadi saya
berkesimpulan bahwa pemilik soto gebrak ini menyadari bahwa rasa sotonya tidak
cukup kuat untuk diceritakan oleh konsumennya. Karena itu dia menciptakan gimik
dan merekayasa sesuatu supaya konsumennya punya pengalaman untuk diceritakan.
Artinya,
owner soto gebrak ini secara intuisi telah menciptakan strategi marketing keren
yang tidak kalah seperti yang dilakukan oleh perusahaan multinasional sekelas
Starbucks.
SIOMAY PINK
Pernah
gak kalian mendengar Siomay Pink? Siomaynya sih biasa-biasa aja seperti siomay
pada umumnya. Yang berwarna pink adalah benda-benda lain di luar siomay. Dulu
dia sering nongkrong di Jl. Jend. Sudrman, Jakarta pas car free day. Biasanya
dia suka mangkal di setia budi atau di Bundaran HI.
Saya
sering ke Car Free Day bersama anak-anak dan isteri saya. Nah, supaya kita
tidak terpisah, biasanya kami menetapkan Siomay PINK sebagai meeting point.
Saya sering makan di sana dan rasanya kembali tidak membuat saya puas. Rasanya
sih biasa aja tapi karena berfungsi sebagai meeting point, saya tetep nongkrong
di situ dan membeli beberapa siomay untuk menyenangkan hatinya.
Belakangan
saya mendapat cerita lain tentang penjual siomay pink ini. Namanya Bapak
Sriyono asli dari Klaten. Warna Pink adalah warna favorit anaknya Nama anaknya
adalah Peksi Safira Miradalita. Pak Sriyono bercerai dengan istrinya ketika
Peksi baru berusia 3,5 tahun. Dan tragisnya, Pak Sriyono tidak diizinkan untuk
bertemu dengan anaknya itu. Nah loh, sebuah cerita lagi, kan?
Hati
saya tersentuh sekali mendengar cerita itu. Saya gak bisa membayangkan kalo
saya gak bisa bertemu dengan anak saya sepert yang dialami oleh Pak Sriyono.
Sejak itu, setiap kali pergi ke Car Free Day, saya selalu makan siomay Pink.
Saya beli yang banyak.
Tapi
ingat! Saya ke sana bukan karena siomaynya. Siomaynya gak enak! SAYA KE SANA
KARENA CERITANYA. Luar biasa kan pengaruh sebuah CERITA?
Sekian materi Story Stelling untuk kali ini menambah jejeran
ilmu yang bermfaat bagi kita semua. Selamat beraktifitas.
Peresume
Mulia Tentris L.E
SD IT Nurul Huda Wonogiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar