Materi :
Cara Mencari Ide dan Melipatgandakan Pembaca di Facebook
Hari/Tanggal : Jumat, 10 April 2020
Narasumber :
Agus Sampurno (pemenang Guru Era
Baru Acer Award tahun 2012
Materi pada pertemuan ini dibawakan oleh bapak Agus Sampurno. Beliau adalah salah satu pemenang Guru Era Baru Acer Award tahun 2012 dan pernah bersama Omjay (Bpk. Wijaya Kusumah) untuk mengelola blog http://guraru.org.
Menurut bapak Agus Sampurno, ide sebenarnya
mudah dicari dan ditemukan, yang sulit adalah cara melakukan eksekusi
hingga menjadi sebuah tulisan. Dalam menulis banyak hal yang menarik
dan bisa dinikmati prosesnya. Dalam mencari ide menulis ada banyak
pemicu yang bisa
berujung pada terbitnya sebuah tulisan. Kita bisa memulai dari hal yg biasa
dilakukan oleh seorang yang baru belajar menulis dan bisa berujung
pada kebosanan. Beberapa
kesalahan yang biasa dilakukan oleh seseorang yang belajar menulis adalah
1) Ia menulis dengan menjadikan dirinya sebagai peran utama, ia sibuk
menceritakan dirinya sendiri. Tulisannya bukan fokus pada bagaimana menuntaskan
pertanyaan atau sebuah solusi permasalahan; 2) Tulisannya tidak dibaca
ulang sebelum diposting. Tidak ada yang namanya self-checking;
3) Tulisannya
terlalu panjang dan mengandung banyak ide besar di dalamnya. Ketiga hal
ini adalah hal yang mesti dihindari dalam konteks blog di
internet yang punya banyak keterbatasan. Keterbatasan yang saya maksud adalah
saat di internet anda ada di lautan informasi yang benar benar
tanpa positioning yang pas, tulisan anda tidak akan dibaca
orang.
Salah satu hal yang menjadi trending
topic sekaran ini adalah mengenai Pembelajaran Jarak Jauh. Menyikapi situasi ini ada beberapa hal
yang bisa seorang bisa menulis dari beberapa perspektif, yakni:
1. Persepektif sebagai pendidik yang merasa
dirinya sukses; ia akan menceritakan bagaimana dirinya sukses mengampu
pembelajaran online, dengan menceritakan kesehariannya dalam mengajar secara
online. Ia lupa banyak pendidik diluar sana yang masih berjuang mengatasi
kendala.
2. Perspektif sebagai pendidik yang
menyalahkan orang tua siswa yang kurang sigap mendampingi anaknya dalam
pembelajaran jarak jauh.
3. Perspektif pendidik yang mencoba memberikan
jalan keluar berdasarkan pengalamannya. Ia berperan memberikan pertimbangan,
tips dan trik bagi kedua belah pihak, bagi orang tua siswa dan guru.
Dalam dunia informasi yang deras saat
ini, cara mengajar online kemudian banyak dicari orang. Di google setelah
diketik kata kunci 'cara mengajar online' maka langsung timbul
beberapa prediksi dari google
Ini berarti memang ada kebutuhan dari
pengakses google
mengenai topik diatas.
Sejumlah saran dan masukan serta
pendapat muncul dalam diskusi seperti yang terangkum di bawah ini.
Cara
mengatasi kelemahan pembelajaran jarak jauh, terutama bagi siswa
atau orang tua yang tidak memiliki media Teknologi Informasi dan Komunikasi
yang memadai, padahal pembelajaran harus tetap berjalan adalah jika berkenan
guru bisa memberikan penugasan seminggu sekali. Secara terjadwal setiap
hari dalam seminggu, guru berikan penugasan yang terstruktur. Untuk kemudian ada
kewajiban, guru
mengambil atau siswa dan orang tua setorkan tugas siswa bersangkutan.
Dikatakan penulis menjadikan dirinya sebagai peran utama
itu kurang bagus karena fokus pada
dirinya,
maksudnya adalah ini adalah ketika kita
menulis tentang diri sendiri, harapan kita pasti ada yang membaca dan
berikan tanggapan. Sayangnya jika tidak ada yang menanggapi pasti si penulis jadi malas
menulis lagi. Padahal sebagai orang dewasa kita tidak terlalu
suka membaca (semata mata) kisah orang lain. Orang lebih senang mencari
sesuatu yang ada
hubungannya dengan keuntungan atau kebutuhan dirinya. Hal ini sering
dilakukan bagi penulis pemula karena belajar menulis ide berdasar diri sendiri.
Dimulai dari yang mudah, yang
bisa, yang dialami. Ketika ingin sekali menulis, namun judul yang ditemukan sudah tertuang oleh orang lainm, maka cara menyikapi hal ini adalah mencermati tulisan orang lain lalu lakukan ATM (Amati Tiru
dan Modifikasi).
Cara terbaik
memberikan ‘roh’ pada tulisan adalah sebagai penulis, kita sudah
tahu dalam satu kalimat, hal apa yang ingin kita sampaikan kepada pembaca. Sebuah
buku yang tebalnya berlembar-lembar pun pada akhirya punya satu tema
besar yang ingin disampaikan. Jika ingin lebih semangat menulis karena
mendapatkan tanggapan, tulislah dan berikan lah sumbang saran bagi sebuah hal
yang sedang menjadi kegelisahan orang banyak. Menulis di blog, kita bisa mengukur berapa orang
yang sudah membaca tulisan kita.
Rahasia
kreativitas Agus Sampurno adalah menggunakan media sosial
untuk mengamati, bertemanlah di media sosial dengan orang yang tepat sesuai
dengan bidang anda, maka akan banyak ide yang mengalir disitu. Cara membangun
konsistensi dalam menulis ide di blog adalah memilih topik yang dikuasai
kemudian lakukan riset kecil-kecilan di google, kemudian
tampilkan tulisan anda sudah dengan solusi dari sebuah masalah, tuliskan di bagian apa anda merasa nyaman dan menguasai (tidak harus ahli atau
menguasai sekali).
Terkait Pembelajaran Jarak
Jauh, membuat
penugasan mingguan. Kegunaan pembelajaran jarak jauh bukan
untuk menggantikan pembelajaran yang ada di kelas (tatap muka), tapi
sekedar menghangatkan otak dan ingatan siswa agar tidak kosong sama sekali, saat
wabah Covid-19 sudah berakhir dan masuk sekolah kembali.
Bagaimana melibatkan Facebook dalam
membuat kita bersemangat menulis. Menurut pak Agus, semua dari kita pasti punya laman
di Facebook, entah itu aktif atau tidak namun
sepanjang pengalamannya, banyak sekali penulis yang menjadi
viral hanya bermodalkan tulisan/status di facebook. Terdapat eksperimen mengenai bagaimana facebook
bisa melipatgandakan pembaca tulisan kita. Beliau mengambil perspektif nomor 3 yang telah dipaparkan pada bagian awal di atas. Contoh
eksperimen yang beliau berikan adalah tulisan dengan judul “5 Cara Menghindari Kesalahan dalam Memberikan Penugasan di Kelas
Online”. Adapun
pengembangan tulisannya seperti di bawah ini:
1. Paragraph pembuka: Menjadi viral baru baru ini status
dari para orang tua siswa yang kelelahan saat mesti mendampingi anaknya belajar
secara online. Hampir semua orang tua mengeluh betapa kewajiban mendampingi
anaknya menjadi hal yang luar biasa berat. Pihak yang mencoba bijak pasti akan
mengatakan bahwa saatnya orang tua siswa menyadari bahwa mendidik itu tidak
mudah. Sebuah hal yang tidak akan laku dimata orang tua siswa yang
menyekolahkan anaknya di sekolah swasta di kota besar yang bayarannya pastinya
lumayan. Hal yang sama juga tidak akan berlaku bagi orang tua yang mungkin
punya banyak halangan dalam mendampingi anaknya, mulai dari dirinya yang mesti
bekerja sampai tingkat pendidikan yang kurang menunjang.
2. Paragraph isi: Ada beberapa kesalahan yang
dilakukan pendidik ketika menyelenggarakan kelas online ditengah wabah Covid 19
ini:
a. Guru berniat sekali menggantikan kelas
tatap muka nya dengan kelas online. Ini akan menimbulkan masalah baru karena
pastinya waktunya akan panjang dan materinya berat. Solusinya: memberikan
penugasan mingguan yang disitu sudah ada deadline atau batas waktu yang
terjangkau dan terukur. Hal ini akan menghindari kerumitan bagi orang tua
siswa.
b. Guru belum melakukan
pembagian antara mana siswa yang lebih cocok diberikan tugas online dan offline. Jika ini terjadi
maka guru kerap hanya berfokus pada penugasan yang online saja. Saat
yang sama ia akan bingung mengapa ada siswa yang responnya
lambat. Solusinya: Saatnya berikan pilihan pada ortu siswa apakah ingin
tugas yang online atau yang offline. Jika online berarti orang tua sudah
mengetahui mesti tugas menggunakan platform apa dan kapan mesti dikumpul.
sementara untuk tugas offline mesti ada perjanjian pengumpulan tugas yang
disetujui guru dan orang tua siswa.
c. Guru hanya sibuk memberikan tugas kepada
siswanya, namun tidak menemani orang tua siswanya dalam situasi krisis ini.
Semua orang tua siswa menyadari bahwa tinggalnya anak mereka di rumah adalah
keputusan diluar kemauan sekolah. Untuk itu solusi terbaik adalah luangkan
waktu untuk satu hari diadakan diskusi antara guru dan orang tua siswa, caranya
bisa macam macam bisa lewat grup chat atau menyebarkan survey mengenai
keinginan dari orang tua siswa.
d. Guru memberikan penugasan yang
bertipe High Order Thinking Skills atau HOTS. Ada juga guru
yang menyuruh siswanya melakukan sesuatu yang memerlukan persiapan . Sebagai
contoh ada orang tua siswa yang mengeluh anaknya diminta berpakaian adat
kemudian di foto dan fotonya dikirim ke gurunya. Solusinya: berikan tugas yang
memerlukan pendampingan minim dari orang tua siswa. Saat memberikan tugas, guru
juga bisa menyelipkan panduan singkat bagi orang tua. Guru juga bisa memberikan
estimasi waktu pengerjaan, sehingga orang tua yang sibuk bisa memperkirakan
kapan ia mesti membantu, menyesuaikan estimasi waktu yang diberikan oleh guru
anaknya
e. Guru cenderung ingin menghabiskan target
kurikulum. Hal ini bukanlah sebuah hal yang salah. Namun yang harus diingat
bahwa kecenderungan tadi membuat seorang guru menjadi tidak fleksibel.
Solusinya: Guru mesti menerima situasi bahwa saat ini adalah saat krisis yang
terjadi diluar kehendak dirinya sebagai seorang guru. Untuk itu ketika seorang
guru sudah menerima situasi ini maka ia akan lebih terbuka pada masukan sambil
terus menerus mencari dan belajar dengan cara terbaik dalam mencari bentuk
kelas online yang sesuai, atau jika beberapa minggu kemarin kelas online justru
banyak menimbulkan masalah saatnya dicarikan skenario lain yang penting siswa
tetap fokus dan siap belajar pada saat wabah telah selesai.
3. Paragraph Penutup: Banyak sekali
prediksi yang beredar mengenai kapan situasi pandemi ini akan berakhir. Di
banyak kota di Indonesia, waktu belajar di rumah terus diperpanjang oleh
pemerintah setempat. Ini berarti sebagai seorang praktisi perlu punya banyak
ide agar kemitraan sekolah (guru) dan rumah tetap selaras.
Selanjutnya dilanjutkan dengan diskusi tentang cara melipatgandakan
pembaca di facebook. Salah satunya melalui cara menulis judul, dengan menggunakan
beberapa kata misalnya: 5 Persuasive Words That Controls Minds : You, Free, New, Now, and Secret.
Di akhir sesi bapak Agus Sampurno menekankan beberapa hal tentang melipatgandakan pembaca di
facebook, yaitu:
ü Menulis ide bisa datang dari mana saja.
ü Saatnya kita fokus pada cara mengemas
ide tersebut.
ü Hal yang beliau praktekan saat ini adalah membuat
tulisan lalu diletakkan didalam halaman Facebook.
ü Pada saat yang sama di
postingan Facebook tadi kita letakkan link blog
kita.
ü Dengan demikian blog kita akan semakin
dikenal.
Demikian resume belajar menulis dari nara sumber, semoga semakin
memotivasi kita untuk selalu semangat untuk menulis.
Salam Lliterasi!
Mulia Tentris Luthfia Ervin
Guru Kelas SD IT Nurul Huda Wonogiri
Semangat menulisss
BalasHapusBig hug,sist😍
Hapus